Senin, 16 Agustus 2010

Ke Ipoh Karena Salah Jalan

Perjalanan ini sebenarnya sudah cukup lama yaitu sekitar Maret 2007, di Minggu pagi dia bertanya kepadaku mau jalan ke mana dan aku bilang kalau aku ingin ke Batu Cave. "Oh that place was not too far from my clinic in Gombak" Wah kebetulan neh dan segera kita pergi dan seperti biasa temanku selalu mengendarai mobilnya dengan elegan sambil memutar radio Malaysia yang ternyata memutar lagu yang hampir semuanya adalah lagu-lagu Indonesia...wah bangga dong aku

Setelah beberapa lama akupun bertanya apakah tidak salah jalan karena setahu Batu Cave itu arahnya sama dengan kalau ke Genting dan dengan percaya diri dia bilang, "Aku ini orang KL mana mungkin salah jalan lagian enggak jauh dari tempat kerjaku!" Upss.. Ok mending aku diam daripada nanti dia ngambek enggak jadi deh diantar ke Batu Cave tapi sudah hampir 1 jam kok beda ya jalannya dan sekali lagi aku bilang,"Kayaknya kamu benar-benar salah jalan deh?" Diapun bilang iya aku salah jalan sambil senyum-senyum tapi gak apa-apa kita bisa ke Batu Cave lain kali aja... so...? "Jangan kuatir kita ke Ipoh saja." Haaaa bukankah itu jauh lebih dari 300 km tapi dia bilang tak apa apa sekalian jalan sudah terlanjur salah he he he...memang temanku ini paling pandai mengelak dan bersilat lidah kata orang Malaysia..

Wow aku tentu saja senang karena aku belum pernah ke Ipoh yang terkenal dengan kue pia, biskuit perisa ayam dan juga white coffee nya selain itu juga cukup jauh dari KL jadi kapan lagi kalau gak ada yang nganterin kayaknya gak mungkin aku jalan ke sana sendiri deh.

Perjalanan cukup jauh dan kita berhenti sebentar di sebuah kedai dan aku pesan nasi lemak dan temanku memesan yong to fu, hm lumayan enak karena lapar dan pegawai kedai kebanyakan orang dari Indonesia...

Setelah perjalanan sekitar 3 jam kami sampai di kota Ipoh dan temanku berhenti di pompa bensin kemudian segera keliling kota dan mencari makanan khas dari kota Ipoh yaitu Ayam Garam, wah aku jadi ingat ini makanan yang sudah jarang dibuat di kota-kota besar. Bahannya adalah ayam utuh yang sudah dibersihkan dan bagian dalam diberikan rempah-rempah (chinese herbs) kemudian dibenamkam dalam kuali yang berisi garam dan dioven sehingga ayam menjadi juicy di bagian dalam tetapi bagian depan kering kesat hmmm aroma rempahnya keluar saat ayam kita belah.... sungguh makanan sehat dan baik untuk stamina he he he... Kami membeli 3 ekor ayam yang kemudian dibungkus dengan kertas untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh 2 ekor untuk Ibu temanku dan yang seekor untuk dimakan berdua (hu rakus ya kita ini)

Perjalanan dilanjutkan kembali, kita mampir ke toko pia dan bentuknya unik-unik dengan macam-macam binatang mulai dari yang biasa-biasa hingga model dinosaurus segala dan aku sempat berfoto di tempat itu dan membeli beberapa potong dan juga mampir ke sebuah supermarket yang banyak menjual makanan khas Ipoh, aku mencoba beli biskuit perisa ayam dan rasanya huhhh seperti makan kue dilapis bumbu pecel dan tidak cocok untuk lidahku jadi aku beli yang lainnya serta beberapa pak white coffee selagi di tempat asalnya Ipoh

Karena lapar akhir kita makan siang di sebuah kedai makanan chinese dan hm enak sekali makanannya atau mungkin karena sudah lapar sekali dan tak banyak yang bisa diceritakan mengenai makananannya karena bukan sesuatu yang khas.

Dalam perjalanan balik, temanku bilang agar tidak kecewa karena tidak bisa melihat Batu Cave maka kita mampir ke sebuah kuil yang letaknya di dalam gua seperti di Batu Cave dan sekali lagi temanku selalu sok tahu karena kuil ini jauh sekali ke dalam kampung hampir 1 jam perjalanan sebelum sampai ke kuil tersebut. Temanku ini memang orang yang sangat baik dan suka menolong teman, thank ya bror.. you are so nice friend to have. Udaranya cukup sejuk karena kita berada di bawah tebing batuan kapur yang tinggi dan pemandangannya cukup asri.

Kamipun masuk ke dalam gua tersebut dan banyak sekali patung-patung dari logam kuningan seperti Budha, Smiling Budha, Kwan Im dan yang lain-lainnya dan cukup banyak orang yang datang untuk sembayang ataupun sekedar berkunjung dan semuanya selalu berpose ria di dalam maupun di luar gua. Banyak stalaktit dan stalakmit yang indah di dalam gua tersebut dan terasa sangat lembab di dalamnya.

Setelah cukup puas mengelilingi dan melihat apa yang ada dalam kuil tersebut kamipun pulang ke Kuala Lumpur dan segera menikmati ayam garam tersebut nyam nyam benar-benar yummy.. mau..mau...mau?

Malaka Penuh Makna

Sejak kecil aku sering mendengar mengenai kata Malaka yang mana setiap kata ini diucapkan yang terbayang Malaka adalah Malaysia atau Tan Malaka nama pejuang dari Sumatera Barat yang terkenal dalam sejarah ataupun seringkali bibi angkat saya di Singapore yang sudah almarhum selalu mengatakan Gula Malaka untuk menyebut Gula Jawa atau Gula Kelapa dan aku selalu berdebat panjang untuk mengatakan bahwa itu Gula Jawa bukan Gula Malaka he he....

Hal itu yang membuat aku ingin sekali mengetahui apa dan bagaimana suasana di Kota Malaka dan akhirnya keinginan itu terwujud saat temanku di Kuala Lumpur tiba-tiba mengajakku ke Malaka... wow "What was your reason to Malaka?" and jawabnya "I missed Hainan Chicken Rice from Malaka!" hm aku jadi sangat penasaran seenak apakah hingga dia rela membawa mobilnya jauh-jauh dari Kuala Lumpur ke Malaka? Aku setuju untuk pergi dengannya dan setelah disepakati akhirnya kita berangkat ke Malaka dari Kuala Lumpur.

Kita berjalan santai dan mampir di Port Dickson terlebih dahulu dan karena sudah siang maka diputuskan untuk bermalam di Port Dickson di chalet yang sederhana di pinggir pantai dan pemiliknya seorang guru dan kami memanggilnya Cikgu he he jadi ingat kartun Ipin dan Upin yang selalu memberi hormat ke gurunya "Selamat Pagi Cik Gu..." Sore hari kami berjalan di sekitar pantai dan kampung setempat, suasananya begitu nyaman tidak hiruk pikuk seperti di tengah kota dan banyak warung-warung yang menjual makanan di sekitar pantai tersebut, kami berhenti di salah satu tempat makan di pinggir pantai, tidak terlalu ramai tapi sepertinya makanannya enak dan aku pesan nasi goreng kampung dengan chili padi alias cabe rawit wow pedas juga tapi enak sih.
dan temanku memilih kwe tiauw goreng dan kemudian menikmati udara malam dan karena sudah terasa capek kami putuskan untuk tidur dan baru masuk ke kamar tiba-tiba pemilik chalet menggedor pintu dan minta tolong ke temanku karena tamu sebelah terkena ubur-ubur nah gimana nih? Dia kebingungan juga karena tidak siap dengan peralatan dan obat-obatan meskipun seorang dokter dan untungnya aku selalu bawa obat-obatan lengkap termasuk krim gatal dan anti histamin padahal aku juga jarang sekali menggunakannya. Inilah kebiasaan buruk dan kebiasaan baik ku he he kebiasaan buruk selalu membawa bermacam-macam obat tetapi tidak terpakai sedangkan kebiasaan baiknya obat yang aku bawa seringkali berguna buat orang lain he he jadi kayak apotik berjalan tapi gratis..... tapi gak apa itung-itung menolong sesama ya kan banyak pahalanya wekkkkkk.

Tak lama kemudian hujan deras sekali dan temanku dengan enaknya tidur ngorok sedangkan aku tidak bisa tidur karena suara hujan dan ombak yang keras dan berkali-kali aku mengintip di jendela kuatir ombak sampai ke chalet tempat kita bermalam... tapi setelah aku pikir-pikir sekarang ini, kenapa aku harus kuatir kan chalet ini dibangun sudah memperhitungkan seberapa besar ombaknya dan tidak mungkin sampai ke tempat bermalam kecuali bila ada tsunami kali ya he...he...

Hujan reda sekitar menjelang subuh dan aku baru bisa tidur dengan tenang dan keesokan harinya tetangga sebelah kamar yang terkena ubur-ubur mengucapkan terima kasih karena ternyata obat dan krim aku cukup manjur he he (jadi siapa yang dokternya ya aku apa teman aku neh...)

Kita mencari sarapan sambil jalan di sekitar pantai dan setelah agak jauh ada warung nasi lemak aduh ini kesukaanku dan kami pesan nasi lemak dan dengan lahap aku makan hm sedap nian dan temanku hanya tertawa melihat aku mungkin dia pikir huh rakus kali ya tapi biar aja yang penting puas dan kenyang

Sekitar jam 09:00 kita check out dan melanjutkan perjalanan ke Malaka dan sepanjang perjalanan banyak perkebunan sawit seperti perjalanan di pulau Sumatera dan akhirnya sampailah kita di kota Malaka..... Hmm inilah yang namanya Malaka, sebuah kota tua dengan banyak bangunan-bangunan dengan arsitektur campuran antara Eropa dan juga khas kota tua china atau china town dan banyak lorong-lorong dan perempatan.

Kita mencari tempat parkir dulu untuk melihat bangunan reruntuhan gereja dan juga bangunan lain yang dipertahankan sebagai cagar budaya, udara cukup terik dan banyak turis yang berkunjung di Malaka... dan seperti biasa aku bergaya narsis dulu foto-foto dan eh ada penjual ice cendol dan ice kacang pakai gula malaka hm aku segera antri beli dan harganya sekitar 3 RM hm enak dan bisa menghilangkan dahaga saat udara terik begini.

Kita kemudian berjalan ke bangunan kuno dengan tembok warna merah yang dikenal sebagai Stadthuys kediaman resmi Gubernur Jendral Belanda saat itu dan sekarang menjadi museum sejarah dan ethnography, di dekat sana juga ada gereja tua yang dibangun di jaman Belanda dan di depannya ada kapal besar dari kayu seolah-olah tengah bersandar di tepian sungai, perjalanan menanjak ke bukit kecil di mana ada reruntuhan gereja St Paul,... besar juga kawasan gerejanya dan dari atas bukit bisa melihat laut Selat Malaka cukup menarik tapi sayang terlalu terik. St. Franciscus Xaverius pernah dimakamkan di sini sebelum kemudian dipindahkan ke Goa India.

Aku juga menyempatkan diri mencoba naik becak Malaka yang penuh dengan hiasan bunga-bunga plastik dan membayar 10 RM untuk jalan 1 putaran gedung merah dan wah seperti pengantin sunat neh meriah banget dan banyak sekali turis yang mencoba naik becak ini dan berfoto ria dan juga aku sempatkan mampir di Baba and Nyonya Heritage Museum wah jadi ingat leluhur ya...dan setelah puas dan perut sudah terasa lapar temanku mengajak aku menikmati nasi hainan yang dia banggakan itu wah jadi penasaran aku.

Sesampai di restaurant Chung Hwa di Jalan Hang Jebat, dengan arsitektur khas pecinan dengan bangunan tua serta kursi kayu wow penuh sekali dan akhirnya kita mendapatkan tempat duduk dan segera memesan nasi hainam dan keluarlah sepiring potongan ayam hainan dan wow nasinya dibentuk bulat-bulat seperti bakso dan aku jadi ingat semasa kecil setelah nasi tanak dan dipindahkan ke tempat nasi, sisa kerak di tempat kukusan biasanya dikumpulkan kemudian diberi sedikit garam dan dibentuk bulat-bulat dan kita semua berebut saat itu.... Makanan ini jadi mengingatkan aku pada masa kecil jadi sedih deh ingat Ibuku hikk hikkk hikk

Aku coba memakannya hm enak memang ayamnya dan nasinya sama seperti yang lain tapi karena bentuknya yang unik dan juga sambalnya enak sekali hmmm aku nambah ayamnya lagi tapi tidak untuk nasinya karena biarpun cuma 5 bulatan cukup membuatku kenyang hm tidak terlalu mahal sekitar 13 RM untuk ayam sekitar 1/2 bagian dada, nasi 5 bulatan sekitar 1,5 RM yummy... dan ditambah dengan teh dingin woooow puas dan jadi ngantuk rasanya he he...

Kemudian sebelum pulang aku mampir di kelenteng tua namanya Cheng Hoon Teng yang katanya kelenteng tertua di Malaka dan aku suka ukiran ukiran kayu pada atapnya bagus sekali dan juga sebuah masjif kuno yang tak kalah indahnya, kemudian sudah agak siang sekitar jam 2 an kita kembali ke Kuala Lumpur dan di sepanjang perjalanan aku jadi teringat nama Hang Jebat, Hang Lekir, Hang Lekiu, Hang Nadim hmm nama-nama Melayu yang tak asing di telinga dan saat pelajaran Bahasa Indonesia saat aku kecil....

Aku sedikit terkantuk-kantuk sambil mendengarkan lagu Home dari Michael Buble dan memoriku kembali tergali saat masih kecil, nasi bulat-bulat... buku bacaan Matahari Terbit yang isinya cerita masa kecil anak-anak di Sumatera dengan tradisi Melayu, cerita sejarah.. yang mungkin sekarang sudah tidak lagi dikenal oleh anak-anak jaman modern seperti sekarang yang lebih mengenal superhero he he memang jaman sudah berubah... aku jadi ingin pulang ke Malang mengingat masa lalu... dan aku merasa sangat beruntung karena mempunyai seorang Ibu yang sepenuh hidupnya untuk menjaga anak-anaknya dan selalu memberikan dongeng-dongeng indahnya sebelum kami semua berangkat ke peraduan.... wah aku jadi sangat melankolik saat itu dan untungnya temanku asyik menyetir sambil menyanyi nyanyi.... I wanna home.....ya... I wanna home ingin ke makam Ibu untuk ziarah dan menceritakan bagaimana kota Malaka seperti yang aku lihat dan memang seperti dongeng Ibuku.

Akhirnya kita melewati Port Dickson kemudian masuk ke Kuala Lumpur menjelang jam pulang kerja dan sangat padat layaknya Sudirman dan Thamrin di jam-jam pulang kerja huhhh suasananya benar-benar 180 derajat bedanya

Selamat jalan Malaka dan kembali ke Kuala Lumpur untuk ikut training selama 2 hari sebelum balik ke Jakarta lagi






Senin, 09 Agustus 2010

9 Pendekar Bertandang Ke Kuala Lumpur

Cerita jalan-jalan ini sebenarnya sudah cukup lama di April 2009 tapi belum sempat aku tuliskan di blog saat itu dan saat melihat foto-fotonya yang lucu-lucu terbersit untuk menuliskannya.

Saat itu sudah sekitar jam 7 malam dan Mieke bilang, "Pak Kevin ada tiket promo Airasia coba di cek, kan 3 minggu lagi ada libur Jumat jadi bisa jalan-jalan neh ke luar negeri dan biar bikin paspornya gak mubazir he he..!" Benar juga karena selama ini hampir semua teamku sudah buat paspor atas saranku dan di tahun pertama rencana jalan-jalan ke luar negerinya batal jadi ini tahun kedua.
Segera aku explore website Airasia tujuan Surabaya - Kuala Lumpur and ya ada kursi gratis...!! dan setelah aku coba harga akhirnya adalah Rp. 258.000 untuk Surabaya - Kuala Lumpur pp wooo Yes Yes Yes ini murah banget dan cocok buat teman-teman dan aku coba masukkan 3 nama awal Mieke, Ervin dan aku sendiri karena yang lain yaitu Istanti, Yenny masih harus urus paspor sedangkan Ikhsan bilang kalau istrinya gak ngijinin kecuali satpam kecil dibawa juga (anaknya) aduh kasihan deh eluuu... gara-gara umroh sendirian gak ngajak istri hi hi... gak dapat ijin ke Kuala Lumpur neh dan Silvi seperti biasa minta ijin mama dulu ya...aduh memang anak mami yang satu ini ya...

Setelah aku masukkan datanya keluarlah angka sekitar 800 ribuan dan aku bilang ke mereka kalau tiketnya 800 ribu pp dan mereka bilang gak apa apa masih murah padahal mereka tidak tahu kalau 800 ribu itu total bertiga dan setelah aku berikan print outnya..., mereka begitu surprise dan langsung bilang " Wah uang buat beli oleh oleh bisa nambah banyak!" Huh dasar ya cewek-cewek belanja melulu maunya.Ternyata berita ini segera tersebar dan group lain langsung minta ikutan yaitu Ninik, Iman, Maltreba dan satu lagi Ratna (tapi mau urus paspor dulu ya Pak...)

Jadilah hari itu 6 orang yang sudah punya tiket dan aku segera check hotel sekitar Bukit Bintang dan dapat yang murah meriah tapi bersih di Replica Inn yang lokasinya di tengah-tengah Bukit Bintang dan di ujung Jalan Alor tempat pusat makanan kalau malam hari. Hm ternyata itung-itung per kepala harus bayar Rp. 150.000,-/per malam not bad dan memang aku pilih yang tidak terlalu murah, banyak alasan untuk memilih hotel ini selain lokasi sangat strategis di Bukit Bintang dan kalau malam hari ingin cari makan atau sekedar jalan-jalan tempatnya juga asyik karena ramai hingga larut malam dan juga pendekar yang aku ajak ada 6 cewek dan 2 cowok jadi harus memilih tempat yang lumayan representative buat para wanita ya

Mulailah aku membuat planning dengan berangkat pagi hari pesawat jam 08:00 hari Jumat dan pulang Minggu sampai di Surabaya 22:00 dengan segudang keinginan masing-masing pendekar akhirnya aku pilih:
[] Jumat siang sesampai di KL langsung check ini dan taruh semua tas di hotel dan jumlah kamar adalah 2 room triple, 2 room double (karena aku gak bisa tidur barengan kalau travelling he he, jadi gak ngirit deh aku) dan makan siang di sekitar Bukit Bintang
[] Tujuan berikutnya Medan Merdeka, Bangunan Sultan Abdul Samad, Masjid India untuk muasin yang suka foto dilanjutkan ke Petronas Tower dan Suria KLCC buat yang mau belanja dan foto dengan background Petronas saat masih sore dan malam saat lampu semua menyala
[] Makan malam di food court Suria KLCC dan lanjut ke Bukit Bintang buat explore beberapa tempat belanja Lot 10, Bukit Bintang Plaza, Sungei Wang dan sekitarnya
[] Sabtu pagi langsung ke Genting Highland dan pulangnya ke Batu Cave dan KL Tower dilanjut ke Petaling
[] Minggu pagi setelah check out dilanjut ke Mid Valley atau Pavillion dan kalau ada waktu ke tempat yang gak jauh karena harus ke bandara untuk pulang ke Surabaya

Seminggu sebelum keberangkatan 3 pendekar lain yang ngurus paspor yaitu Istanti, Yenny dan Ratna memberikan nomer pasport dan segera issue tiket tetapi mereka mendapatkan jadwal berangkat lebih siang dan pulang lebih awal hm... its ok karena mereka hanya akan kehilangan acara foto-foto di Medan Merdeka saja sehingga schedule harus sedikit diubah tapi gak terlalu masalah, kemudian aku harus ngajarin mereka bertiga mengenai mulai check in terus ngisi form imigrasi Indonesia, Malaysia serta menjelaskan layout di Bandara supaya kagak salah karena ini kali pertama mereka ke luar negeri dan bertiga cewek-cewek imut lagi (hi hi imut...?)jadi naluri sebagai teman gak tega kalau nanti mereka kesulitan (baik ya aku ini...)kemudian juga aku jelasin gimana nanti saat sampai di LCCT terus lewatin imigrasi dan naik bus Airasia sampai KL Sentral dan di mana mereka harus turun dan menunggu karena aku jemput mereka bukan di LCCT tetapi akan dijemput di KL Sentral. Dengan cara ini mereka akan lebih paham dan tidak terlalu kesulitan sehingga bisa meminimalkan biaya telpon atau SMS karena roamingnya kan mahal he he.

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu telah tiba dan aku sebagai tour leader nih he he tapi gratis gak pake dibayarin, kloter 1 adalah 6 pendekar yaitu Aku, Mieke, Ervin, Malterba, Iman, Ninik dan kloter 2 untuk flight berikutnya yaitu Ratna, Istanti, Yenny. Setelah kelimanya ngumpul ternyata Ervin belum nongol dan HP nya kagak aktif wah ditunggu sampai lama kok gak nongol dan akhirnya kita putuskan untuk segera check in dan akhirnya nongol juga dia dengan membawa tas besar tapi kosong katanya buat borong... aduhhh enci satu ini emang paling modis gak bisa liat barang-barang bagus....
Lega sudah semua sudah kumpul dan karena kartu kreditku cuma bisa untuk 2 orang di lounge dan punya Mieke cuma untuk 1 orang akhirnya diputuskan para cewek yang masuk dan yang cowok tunggu di luar lounge dan setelah beberapa saat keluarlah para cewek dengan wajah kenyang tapi bawa banyak makanan di tasnya,... aduh dasar ABG ABG ini gimana gak rugi yang punya lounge kalau semua member kayak begini? He he asal tahu aja kuenya yang diambil baru abis setelah sampai di Kuala Lumpur hu hu hu berarti yang diambil banyak banget...Untung gak ketahuan ya bisa-bisa foto mereka ditempelin di depan lounge dan dilarang masuk lagi kali he he

Flight akhirnya berangkat on time dan semua udah kekenyangan dan saatnya tidur di pesawat dan gak banyak yang bisa diceritakan di sini karena aku tertidur dan yang lainnya pada cerita apa aja udah gak kedengeran dan sampailah di LCCT dan seperti biasa selalu ada antrian panjang bersama-sama teman-teman setanah air para penghasil devisa negara dengan bekerja sebagai TKI yang banyak berasal dari Jawa Timur dan di sini aku mulai sibuk kirim SMS ke 3 pendekar lain yang ikut flight berikutnya, karena ada perubahan dari bangunan di LCCT yang mana kalau dulu saat datang gedungnya 1 lantai dan saat kita datang gedungnya 2 lantai jadi agak beda dengan yang aku jelaskan ke mereka sebelumnya termasuk harus lewat non declare goods alias barang tidak diikrar dalam bahasa Malaysianya hehe
Setelah itu kita berenam naik bis Airasia dari LCCT ke KL Sentral dan seperti biasa beberapa teman tersenyum-senyum saat membaca beberapa kata bahasa Malaysia yang sedikit unik dan berbeda dengan bahasa Indonesia dan akhirnya setelah sekitar 1 jam 15 menit sampailah di KL Sentral dan ternyata mereka sudah lapar dan terpaksa makan ala kadarnya di KL Sentral setelah itu menyebrang ke arah Brickfield untuk ke stasiun monorail ke Bukit Bintang dan setelah sampai di Bukit Bintang kita berjalan kaki ke hotel untuk check in 4 kamar yang sudah kita pesan, lumayan bersih hotelnya dan cukup luas kamarnya

Mulailah kita melakukan wisata yang sebenarnya he he :
1. Naik monorail dari Bukit Bintang ke Maharajarela dan turun di sana melihat rumah tua mirip Klenteng yang dulunya milik bangsawan china yang kaya dan setelah foto-foto dilanjut melewati Petaling dan ke Pasar Senin... jepret-jepret dan lanjut ke Medan Merdeka serta Bangunan Abdul Samad dan mulailah aksi foto cepret-cepret sepuasnya kira-kira 2 jam dan gayanya itu lho, Treba dan Iman.... udah gaya abis-abisan.. ada yang gaya silat, ada yang gaya dukun wah lucu banget dan ehhh ada cewek-cewek Jepang yang lagi foto-foto juga he he sontak para pendekar pria menoleh.... bening...tapi sayang ada SMS dari Yenni yang bilang kalau sudah naik bis Airasia dan segera kita naik MRT di dekat belakang Bangungan Abdul Samad yang langsung bisa ke KL Sentral, sesampai di sana sedikit agak bingung karena para pendekar berpencar-pencar. Setelah berkumpul 9 pendekar, lengkap sudah semua member dan diputuskan mereka bertiga tetap dengan ransel mereka bersama-sama langsung ke LCCT... Asal tahu karena jam pulang kantor MRT yang ke LCCT itu penuh sesak dan dengan penuh perjuangan ke sembilan pendekar bisa naik dalam satu kereta huhhhhh bercampur bau wangi, bau keringat dan ada bau bawang bombay juga hihhhhhh

2. Sesampai di LCCT masih terang sekitar jam 17:00 dan segera cepret cepret lagi dan seperti biasa para cewek segera pingin belanja hueeekk dan sempat ke outlet Vinci nyoba-nyoba sepatu untungnya gak pada beli, kalau enggak aduh berapa banyak tentengan yang harus di bawa kemudian kita semua makan di food court mencoba makanan Malaysia, India hm enggak murah tapi lumayan kenyang dan setelah itu kita berjalan di taman di sekitar KLCC untuk mengambil tempat yang bagus untuk foto Petronas tapi hujan rintik rintik dan kita semua nekad aja, akhirnya sudah jam 21:00 dan diputuskan naik taksi sekitar 10 RM dari LCCT ke Bukit Bintang dan berpencar 3 taksi masing-masing 10RM/taksi dan untungnya yang cowok-cowok sudah pernah ke KL jadi gak bingung dan bener juga tempat ngumpulnya gak sama presepsinya akhir saling tunggu dan ngumpul lagi, kita segera balik ke hotel karena 3pendekar masih bawa beban ransel kasihan deh kalau liat wajahnya lecek, kelihatan capek tapi tetap semangat dan happy he he

3. Setelah itu mereka keliling Bukit Bintang dan makan lagi di Jalan Alor sedangkan aku putuskan untuk tidur aja karena besok harus antar mereka pagi-pagi ke Genting naik bis dari Titiwangsa dan ceritanya neh para pendekar jalan-jalan hingga jam 02:00pagi pantesan aja di bis ke Genting pada ngorok

4. Pagi-pagi jam 06:30 semua sudah siap untuk keluar dari hotel dan makan pagi di kedai kecil di dekat hotel tapi bakpaonya enak banget cuma 60 sen, kalah deh Bakpao di Jakarta dan Surabaya he he terbukti ada yang bawa bekal bakpao buat diperjalanan dan segera kita ke Titiwangsa naik monorail di Bukit Bintang dan Yenny sempat minta di foto di Bukit Bintang dengan pose "Menanti Kekasih" huaa huaa, mudah-mudahan dapat ya di sini. Jalana masih sepi jadi bisa foto dengan santainya, MRT kosong, sepi gak banyak orang, kacanya berembun karena masih pagi, setelah sampai di Titiwangsa kita turun terus ke terminal bis untuk beli tiket ke Genting Highland sekitar 7 RM per orang dan sudah banyak antrian para manula yang cukup rapi bersepatu karena mereka akan judi di kasino, para pendekar masih sempat-sempatnya action foto-foto di depan bus segala, memang ini senangnya kalau jalan-jalan ama ABG ABG (walaupun sudah gak ABG tapi ngaku-ngaku ABG juga),lama perjalanan sekitar 2 jam lewat lebuh raya (jalan tol)yang berkelok-kelok dan mendaki, aduh bisnya udah tua jadi pelan banget sampai sekitar 2 jam. Setelah sampai kita turun di First World Genting, keliling-keliling di sana dan gak ketinggalan aksi para pendekar saling foto berbagai pose dan seperti bisa Ervin kalau foto selalu dorong-dorong tapi untungnya mami Ninik cukup kuat menahan dorongannya sehingga hasilnya selalu pake meringis dan ketawa,.. setelah cukup puas keliling dan mencoba main jackpot tapi cuma aku doang yang main sedangkan yang lain cuma ngliat dan gangguin huhhh kalah deh aku 50 RM melayang padahal biasanya sering menang aku, kemudian dilanjut makan siang di food court tapi makanannya kurang ok sekedar mengganjal perut kosong aja. Sekitar jam 12:00 kita semua pulang naik kereta gantung ke terminal bis di bawah karena mengambil bis Airasia yang turun di Gombak.

5. Wah ini serunya naik cable car alias kereta gantung karena Ninik salah satu pendekar cewek yang dituakan ketakutan sekali dan juga Yeni lucu banget mimiknya sampai semua ketawa ngliat gaya mereka serta celetukan celetukan khas Jawa Timurnya yang medok sekali, tapi sebenarnya yang lain itu juga pada rada takut Ratna, Istanti, Mieke juga kelihatan tegang cuma tinggal Ervin si enci satu ini gak takut karena belum kesampaian belanjanya he he... gak nyambung ya? Aku sempat merekam gimana wajah-wajah ketakutan dan teriakan para pendekar apalagi kereta gantung sempat berhenti karena menunggu giliran untuk masuk terminalnya. Setelah sampai semua turun dan sempat foto-foto lagi aduh, akhirnya kita sampai di terminal bus dan beli tiket bus Genting Gombak sekitar 5 RM, kurang lebih 1 jam sampai di Gombak dan dilanjut naik taksi lagi-lagi 3taksi ke Batu Cave dan setuju 25 RM/taksi kita diantar bolak balik serta menunggu kita foto-foto di sana. Aku satu taksi dengan Ratna dan Yenny dengan supir yang masih muda, cute dan masih teruna alias perjaka he he....ini menurut pengakuan si supir dan Yenny bilang, " Aduh Taruna itu nama mobil di Indonesia!" akhirnya mereka godain tuh supir dan sepertinya suka dengan Yenny sang supir beberapa kali melirik ke belakang dan senyum malu-malu... sesampai di Batu Cave, dari jauh terlihat patung Lord Murugan yang tingginya 40 meter lebih dan anak tangga yang jumlahnya 27 lebih serta monyetnya banyak banget. Para pendekar cewek sempat berfoto dengan cowok India yang mirip aktor wah gayanya itu lho....narsis abis (padahal di Pasar Baru dan di Rasuna lebih banyak yang lebih ok dari dia lho..) dan setelah puas kita naik taksi kembali dan kembali mereka menggoda si supir ganteng itu, setelah sampai di Gombak, supir itu menghampiri aku dan bilang, " Bang boleh bagi nomor bimbitnya..?" dan aku jawab, " Nomor bimbit siapa?" "Itu teman abang yang cantik itu.." katanya sambil tersipu-sipu malu dan aku segera teriak, "Yenny, ini ada yang mau kenalan ama kamu dan minta nomor HP kamu..!" Sayang Yenny malu-malu dan lari..., coba kalau akhirnya bisa jadian, kalau ke Batu Cave lagi kan kita semua ada teman yang dituju ya.....bisa nginap dan makan gratis .....

6. Dari Gombak kita naik kereta turun di KL Sentral lagi setelah itu naik monorail turun di Bukit Bintang dilanjut naik bis menuju ke KL Tower kemudian harus menunggu suttle bus yang membawa kita dari pintu gerbang ke lobby KL Tower. Sesampai di sana kita naik ke atas KL Tower yang tingginya lebih dari 250 meter untuk melihat Kuala Lumpur 360 derajat, setelah puas kita putuskan naik taksi ke jalan Imbi karena aku janji mau traktir mereka semua makan di restaurant favorit aku.

7. Kita sewa 1 taksi dan 1 mobil van besar dan jatuhnya lebih murah dan lagi-lagi Yenny jadi korban karena maunya kita jodohin dengan anak supirnya dan kita promosikan Yenny kalau pintar masak, pintar mengaji, rajin sembayang serta lulusan sekolah agama yang terkenal... ternyata supirnya bilang, "Jangan anakku masih kecil, buat istri kedua saya saja ya..!" hueeeeeeeeeeekkkk huah huah semua ketawa dan Bapak Supir juga ikutan ketawa dengan joke-joke kita dan sampailah di rumah makan Sakura di jalan Imbi dan kita pilih gulai kepala ikan, ayam kung pao, kepiting soka goreng, kangkung belacan, sapo tahu seafood dan nyam nyam tandas semuanya dan Malterba begitu semangat karena ingat akan masakan Mamak di kampung Sumatera katanya he he... dan Ninik senyum-senyum karena halal....dan Ervin seperti biasa kalau pas giliran makan selalu tampil elegan biar gak keliatan kalau sebenarnya makannya banyakkkkkkkk

8. Setelah puas makan kita berjalan kaki ke Berjaya Square di Imbi sambil foto-foto (duh gak pernah mati gaya ya mereka), kemudian naik monorail lagi ke Maharajarela untuk pergi ke Petaling dan setelah sampai aku tunjukkan jalan-jalannya dan cara balik ke hotel karena aku balik dulu ke hotel, ada teman yang akan mengajak aku bermalam di apartemennya yang baru di dekat Putra Jaya dan aku dijemput di dekat Sultan Ismail.

9. Esok pagi aku balik ke hotel setelah sarapan dim sum di salah satu tempat yang jadi favorit orang-orang KL dan 3 pendekar yang datang belakangan harus pulang duluan karena flight mereka pagi sedangkan yang lain flight malam sehingga masih bisa melanjutkan tidurnya karena semalaman sudah hunting habis-habisan di Petaling Chinatown

10. 6 Pendekar yang tersisa masih sempat jalan-jalan di Lot 10, Sungei Wang dan makan pagi di ujung jalan di Imbi mencoba Chinese Laksa dan gimana rasanya hmm liat aja fotonya kira-kira kalau lahapnya kayak gitu enak gak ya...? Sampai-sampai saat difoto gak ada yang nyadar, sedangkan aku makan kew tiaw diguyur kecap asin dan pek
cam ke alias ayam tim wah.... enaknya gak mak nyuss lagi tapi nikmahhhhhhh.....dan Ninik makan nasi lemak dengan lauk kepah alias kerang terus kita sempatin beli tau tzar pia yang terkenal dan ngantri... buat oleh-oleh. Aku suka sekali makan di tempat ini karena makanannya gak mahal dan benar-benar enak gak kalah ama restaurant terkenal. Untuk laksanya itu mantep banget karena kuahnya kental ditambah dengan potongan-potongan yong to fu serta pork skin yang crunchy (maaf ya Ninik, Ratna, Yenny gak boleh makan ini)dan kalau Belanda bilang "Dit is echt een leuke laksa" alias laksa ini benar-benar uennnakkkk...mau mau mau? Cobain deh di sini

11. Kita kembali ke hotel untuk check out dan titip tas di concierge, jalan sebentar ke mall baru di dekat Lot 10 namanya Pavillion dan setelah puas kita makan dekat BB Plaza dan ambil tas kemudian naik monorail ke KL Sentral dan naik bis Airasia ke LCCT dan ticket controllernya lucu dan bercanda dengan kita sampai waktunya bis akan berangkat. Sesampai di LCCT kita check in dan menunggu jadwal boarding sembari ngliatin hasil cepretan di kamera dan juga sebagian masih liat-liat untuk beli oleh-oleh dan aku beli Martini sebotol buat oleh oleh di rumah sekitar 55 RM

12. Akhirnya kita balik juga ke Surabaya dan capek sekali karena dalam waktu 3 hari 2malam cukup banyak tempat yang dikunjungi dan puas sekali karena memang benar-benar fun dan nglepasin stress yang numpuk. Semuanya begitu puas dan bilang kapan lagi ya di adakan lagi....
Pastinya mereka senang karena kebersamaan begini jarang-jarang ada dan murahnya itu lho :
Naik Pesawat PP Rp. 258.000,-
Bagasi (pulang doang karena oleh-oleh) Rp. 15.000,-
Airport tax Rp. 150.000,-
Bus LCCT - KL Sentral pp Rp. 39.000,-
Hotel 2 malam Rp. 300.000,-
Biaya MRT & Bis Rp. 150.000,-
Total Biaya Rp. 912.000,-
Biaya makan dan beli oleh-oleh belum termasuk tetapi rata-rata menghabiskan total untuk jalan-jalan dan semuanya sekitar Rp. 1.250.000,- s.d Rp. 1.500.000,-(tergantung makan dan oleh-olehnya) dengan banyak tujuan dan kalau dilihat dari nomer urutan ada 11 titik persinggahan dan sebenarnya lebih dari itu.

Terus kapan lagi jalan bersama seperti ini..? Sstt ada bocoran nih kita akan ke Bangkok 5 hari 4 malam seru acaranya dan murahhh... September nanti tapi sayang ada beberapa pendekar absen kali ini, Yenny (katanya sih berlebaran ke calon mertua di Geger Kalong Bandung wahhhh dapat aparat neh), Istanti (lagi program bikin baby kah?), Iman (ama gebetan baru ke Bandung pulang kampung), Maltreba (Gak tahu nih pulang ke Jakarta, Pekan Baru atau masih kerasan di Papua belajar diving buat persiapan ngajak kita ke Raja Ampat)

Mungkin semua pada bingung kenapa disebut pendekar ya?? Karena semua punya keahlian yang luar biasa dan jagoan lho seperti, jago makan, jago ngeslong, jago joget, jago belanja, jago teriak, jago nglawak wah pokoknya semua jagoan deh....

I really miss you guys... kayaknya "Gak Ada Loe Gak Seru" (kalau pake "Gak Rame" ntar dikiran niru iklan deh...) jadi kesimpulannya yang penting kebersamaan, sama-sama senang dan yang jadi Ikon perjalanan ini Yenny......dan tentunya karena Kevin tour leader yang baik hati sih...(teman-teman...boleh kan sesekali aku muji diri sendiri)

Sampai ketemu September mendatang ya friends....